Sekolah Menengah Tanjong Katong

Kepompong

​

(Syair)

Cermin sakti cermin pusaka

Si Bidasari milik empunya

Bagai neraca masih berguna 

Buat teladan di hari muka

 

(Sajak)

Tatkala aku diam, katanya hidupku ibarat katak di bawah tempurung

Tidak kenal dunia luar, yang menjanjikan harapan setinggi gunung

Hidup dalam belenggu antara rugi dan untung

Tidak berani bersuara keluar daripada kepompong

 

(Sajak)

Engkau tak pernah percayakan aku

Engkau tak pedulikan nasihatku

Bagaimana caranya untuk aku membantumu?

(Sajak)

Untung sabut timbul, untung batu tenggelam

Ikhtiar menjalani, kerugian menyudahi

Bagaimana lagi harus aku cari

kalau destinasi yang ingin aku tuju

masih jauh daripada realiti

 

(Sajak)

Hendak pergi mana dan hendak cari apa?

Sehingga kepompong reput semuanya?

Tatkala ia berlaku, adakah kita sudah bersedia?

 

(Sajak)

Cermin ini imbasan diri

Jati diri imbasan hati

 

Tidak tercapai jejariku ini untuk menjadi ahli neurologi

Menjadi individu berkepakaran tinggi demi menjamin kehidupan yang berkualiti

Aku pula ingin mengetuai jemaah menteri

Agar dapat aku berbakti kepada rakyat dan ibu pertiwi

 

Aku pula ingin menjadi penggiat seni 

Memperjuangkan khazanah bangsa memupuk identiti

 

Jati diri dan muhasabah dirilah yang dicari

Tetapi tatkala kepompong pecah dan kita pun dewasalah sudah

Mampukah jasmani mengikut arah?

 

(Pantun)

Jejari bengkak disengat lebah,

Bisa terasa ke sanubari;

Biar selalu bermuhasabah,

Tanamkan azam perbaik diri.
 

(Syair)

Orang Melayu masyarakat madani

Usah terhakis jati diri yang murni

Biarpun badai cabaran menghampiri

Menyerah kalah bukan pegangan diri